Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Berdasarkan Teori Kastolan
DOI:
https://doi.org/10.35569/biormatika.v8i1.1225Keywords:
Komunikasi, Kesalahan Konsep, Kesalahan Prosedur, Kesalahan Teknik, RepresentasiAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan jawaban siswa berdasarkan teori Kastolan pada materi himpunan ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis. Studi kasus digunakan dalam penelitian ini. Subjek penelitian ini adalah 8 siswa kelas VII pada satu SMP Negeri di Kabupaten Bekasi. Instrumen tes digunakan dalam penelitian ini yang terdiri lima soal uraian, memuat: indikator mengemukakan simbol dan bahasa matematika dari kejadian sehari-hari, menjelaskan situasi dan hubungan suatu ide matematika ke dalam bentuk gambar atau diagram, menjelaskan matematika dalam segi bahasa matematika dari kejadian sehari-hari, dan mengubah satu bentuk representasi ke dalam representasi lainnya. Instrumen tes yang digunakan diuji coba terlebih dahulu dengan hasil uji validitasnya sebesar 0,334 dan hasil uji reliabilitasnya sebesar 0,712. Teknik analisis data yang digunakan adalah mengumpulkan data, eksplorasi, menganalisis, dan meninjau data. Pada tahap awal, siswa diberikan soal uraian mengenai materi himpunan sebanyak lima soal untuk diselesaikan. Kemudian, dilakukan analisis data pada hasil pengerjaan soal yang telah diselesaikan untuk melihat kesalahan-kesalahan jawaban siswa. Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa masih tergolong rendah, karena siswa melakukan kesalahan konsep, kesalahan prosedur, dan kesalahan teknik, dimana masing-masing siswa melakukan kesalahan dengan indikator yang berbeda. Ketiga kesalahan tersebut berhubungan dengan komunikasi matematis yakni mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan. Ketika siswa melakukan kesalahan tersebut, artinya berpengaruh juga terhadap kemampuan komunikasi matematisnya. Penyebab kesalahan yang dilakukan siswa yaitu karena tidak memahami konsep-konsep sederhana mengenai materi himpunan, tidak mengetahui apa makna soal yang dimaksud, dan tidak mampu menyelesaikan kalimat-kalimat matematika