MAKNA KERAJINAN SEENG BAGI MASYARAKAT
Studi Interaksi Simbolik Makna Kerajinan Seeng Bagi Masyarakat Di Desa Tanjungsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang
Keywords:
Makna, Kerajinan Seeng, Masyarakat Desa TanjungsiangAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami makna kerajinan seeng bagi masyarakat di Desa Tanjungsiang. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori interaksi simbolik dalam menganalisis makna kerajinan seeng berdasarkan pada tiga unsur mind, self, and society dari George Herbert Mead. Proses penelitian ini memahami dan menganalisis bagaimana konsep pikiran masyarakat Desa Tanjungsiang dalam memahami kerajinan seeng, bagaimana masyarakat Desa Tanjungsiang memaknai kerajinan seeng dalam perjalanan kehidupan sosialnya, dan bagaimana lingkungan masyarakat turut membentuk makna kerajinan seeng.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Di mana metode ini memiliki ciri khas dalam memahami permasalahan secara mendalam. Objek penelitiannya adalah tentang makna kerajinan seeng bagi masyarakat di Desa Tanjungsiang. Sedangkan, subjek dalam penelitian ini adalah para tokoh pengrajin seeng, tokoh masyarakat, dan pemerintah Desa Tanjungsiang yang berjumlah 5 orang sebagai informan penelitian. Pengrajin seeng sebagai informan memiliki massa kerja dari mulai 35 tahun, 31 tahun, 22 tahun, dan 17 tahun dalam memproduksi kerajinan seeng.
Berdasarkan hasil penelitian, kerajinan seeng yakni dengan sebuah proses sosial, seeng merupakan sebuah simbol sosial yang diakui oleh masyarakat luas khususnya warga Tanjungsiang sebagai benda warisan budaya dan produk masyarakat. Seeng bukan hanya sebuah benda yang biasa di produksi, dipasarkan dan digunakan oleh masyarakat yang mampu memberi keuntungan, melainkan pada simbol identitas masyarakat dalam interaksi sosial. Seeng merupakan salah satu simbol sosial yang berada dalam pikiran pengrajin dan anggota masyarakat sebagai suatu simbol kebutuhan sosial yang disadari memberi banyak kontribusi untuk memenuhi kebutuhan hidup.