KINERJA UNIT PELAYANAN TEKNIS DAERAH RUMAH POTONG HEWAN
DOI:
https://doi.org/10.37950/wpaj.v2i1.900Keywords:
Kinerja, UPTD Rumah Potong Hewan SubangAbstract
Penelitian ini mengkaji dan menganalisa mengenai bagaimana Kinerja UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) Subang pada DInas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Subang dan factor-faktor apa saja yang menghambat pencapaian Kinerja UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) Subang pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Subang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan objek penelitian serta menggali informasi yang dibutuhkan sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya.
i
Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa 1) Tujuannya adalah memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat penggunma jasa RPH dengan memperbaiki prosedur yang ada serta memperbaiki pelayanan pemotongan dan unit pengoahan daging. 2) Rumah Potong Hewan Subang diperlukan untuk pelayanan kepada masyarakat dalam penyediaan daging sehat yang sesuai dengan perkembangan yang terjadi. 3) Umpan balik terhadap pelayanan kepada berguna jasa Rumah Potong Hewan (RPH) masih kurang memuaskan bagi pengguna jasa. 4) UPTD Rumah Potong Hewan Subang Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Subang belum dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan standard yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian dikarenakan masih kurangnya anggaran dari Pemerintah Daerah. 5) Kompetensi Pegawai di UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) Subang Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Subang masih perlu ditingkatkan seiring dengan perkembangan yang terus berkembang dikarenakan latar belakang pendidikan yang mereka miliki bukan dari dokter hewan. 6) Rumah Potong Hewan (RPH) untuk dapat meningkatkan motivasi kerja anggotanya berupaya memberikan tanggungjawab karena merupakan kesanggupan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan baik, tepat waktu serta berani mengambil resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya. 7) Kebutuhan daging yang tidak mampu dipenuhi oleh Rumah Potong Hewan yang dikarenakan adanya penurunan jumlah sapi yang dipotong dari 10 sampai dengan 15 ekor per hari berkurang menjadi hanya 5 sampai dengan 8 ekor saja setiap harinya.
This study examines and analyzes the performance of the Subang Slaughterhouse UPTD in Subang Regency's Livestock and Animal Health Service and what factors hinder the achievement of the Subang Slaughterhouse UPTD Performance at the Subang District Animal Husbandry and Animal Health Service . The research approach used to study the performance of the Subang Slaughterhouse UPTD at the Subang Regency Animal Husbandry and Animal Health Service is a qualitative approach, which is a research procedure that describes the facts and explains the object of research and digs up the information needed in accordance with reality as it is. The results of the study illustrate that 1) The goal is to provide the best service to the community using RPH services by improving existing procedures and improving slaughtering services and meat processing units. 2) Subang Slaughterhouse is needed for services to the community in the supply of healthy meat in accordance with the developments that occur. 3) Feedback on services to useful slaughterhouse services (RPH) is still unsatisfactory for service users. 4) Subang Animal Husbandry Unit UPTD Subang District Animal Husbandry and Health Office has not been equipped with equipment and equipment in accordance with the standards set by the Ministry of Agriculture due to lack of budget from the Regional Government. 5) Employee Competency in Subang Sub-Province Slaughterhouse (UPH) Subang Animal Husbandry and Animal Health Office still needs to be improved along with the development that continues to grow because their educational background is not from veterinarians. 6) Abattoirs (RPH) to be able to increase the work motivation of members trying to give responsibility because it is a person's ability to complete the work submitted to him properly, on time and dare to take risks on the decisions he takes or the actions he does. 7) Meat needs that cannot be fulfilled by Abattoirs due to a decrease in the number of cattle slaughtered from 10 to 15 per day are reduced to only 5 to 8 per day.
References
Bagong, Suyanto, 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan.Jakarta : Prenada Media.
Bastian, Indra, 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Cetakan pertama,
Yogyakarta, BPFE.
Dwiyanto, Agus. 2002, Mewujudkan good Governance Melalui Pelayanan Publik, Yogyakarta : UGM Press.
Effendy Marihot Tua, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Grasindo.
Foster, Bob.2001. Manajemen Ritel. Bandung : Alfabeta.
Indrawijaya. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta : Sinar Baru.
Keban, Yeremias T, 2005, 2005, Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik :Konsep, Teori dan Isu,Yogyakarta : Penerbit gaya Media.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2009.Manajemen Sumber Daya Manusia Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. REmaja Rosada Karya.
Sedarmayanti, 2001, Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja,Bandung : Mandar Maju.
Wibowo, 2010, Manajemen Kinerja. Jakarta. Penerbit : Rajagrafindo Persada.
Agus Dwiyanto, 2006, Reformasi Birokrasi Publik. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
Dr. Surya Dharma, MPA, 2013, Manajemen Kinerja. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Paul Hersey, Kenneth H. Balnchard, 1990. Manajemen Prilaku Organisasi.Jakarta. Erlangga.
Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 6 Tahun 2012, Tentang Retribusi jasa Usaha.
Peraturan Bupati Subang Nomor 14G.13 Tahun 2008, Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Unit Pelaksana Teknis Dias Rumah Potong Hewan dan Rumah Potong Unggas Dinas Peternakan Kabupaten Subang.
SK Menteri Pertanian No: 555/Kpts/TN.240/1986, Tentang Syarat-syarat Rumah Potong Hewan dan Usaha Pemotongan Hewan.