Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Mengakses Kredit Bagi Petani

Authors

  • Laras Sirly Safitri Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian Universitas Subang

DOI:

https://doi.org/10.37950/wbaj.v1i2.750

Keywords:

E-Government, TIK, Kredit, Petani

Abstract

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi petani dalam mengakses kredit masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya aksesibilitas petani terhadap program-program kredit. Informasi-informasi yang berkenaan program pembiayaan/kredit dari pemerintah belum diperoleh petani secara merata. Bahkan, seringkali informasi tersebut tidak diperoleh sama sekali. Di samping itu, petani masih beranggapan bahwa program-program kredit yang ditawarkan oleh lembaga formal memiliki prosedur yang panjang, sulit dan berbelit-belit. Oleh karena itu, seringkali petani pada akhirnya memilih untuk memperoleh modal dari kredit yang ditawarkan oleh lembaga nonformal, meskipun dengan bunga yang tinggi. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat menjadi solusi untuk meningkatkan akses petani terhadap program pembiayaan/kredit dari pemerintah. Hal ini juga perlu diupayakan oleh pemerintah sebagai peningkatan pelayanan publik bagi petani (e-Government). Dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diharapkan dapat membuka akses petani terhadap berbagai informasi terkait program kredit dari pemerintah serta dapat pula membantu petani untuk memperpendek prosedur yang harus dilalui dalam memperoleh kredit. Selama ini pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada sektor pertanian, sebagian besar masih terfokus pada informasi seputar teknologi budidaya dan pemasaran hasil pertanian. Sehingga diperlukan perhatian khusus dari pemerintah untuk memberikan layanan dan informasi terkait kredit bagi petani.

 

Utilization of Information and communication Technology (ICT) for farmers in accessing credit is still low. This is addressed by the low accessibility of farmers to funding / credit programs from the government that has not been obtained evenly. In fact, often the information is not obtained at all. Besides that, farmers still think that credit programs offered by formal institutions have a long, difficult, and complicated procedure. Therefore, often farmers ultimately choose to obtain capital and credit offered by non-formal institutions, even with high interest rates. Information and communication technology (ICT) can be a solution to improve farmers' access to government financing or credit programs. It also needs to be pursued by the government as an increase in public services for farmers (e-government). By utilizing information and communication technology (ICT), farmers are expected to be able to open access to various information related to credit programs from the government and can also help farmers to shorten the procedures that must be passed in obtaining credit. During this time the use of information and communication technology (ICT) in the agricultural sector is still largely focused on information about cultivation technology and marketing of agricultural products so that special attention is needed from the Government to provide services and information related to credit for farmers.

Author Biography

Laras Sirly Safitri, Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian Universitas Subang

 

 

References

Amin, M, Sugiyanto, Sukesi, K, Ismadi. (2013). Application of Cyber Extension as Communication Media to Empower the Dry Land Farmer at Donggala District, Central Sulawesi. Journal of Basic and Applied Scientific Research. Vol.3, No.4.
Andriaty, E., Setyorini, E. (2012). Ketersediaan Sumber Informasi Teknologi Pertanian di Beberapa Kabupaten di Jawa. Jurnal Perpus Pertanian. Vol. 21. No.1.
Ashari. (2009). Optimalisasi Kebijakan Kredit Program Sektor Pertanian di Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian. Vol.7, No.1
Bappenas. (2015, Oktober 15). Pengembangan Kota Cerdas di Indonesia. Diakses Oktober 10, 2016, dari ftp://ftp.itb.ac.id/pub/ISO-IMAGES/linux/eii2015itb/151016_Bahan_EII_ITB_Smart_City_v3%5B3%5D.pdf
Benjamin, C.A., Victoria, A.O., dan Joseph, C.U. (2012). Analysing the Determinants of Poverty Severity among Rural Farmers in Nigeria: A Censored Regression Model Approach. American International Journal of Contemporary Research. Vol.2 No.5.
Billah, M.T. (2011). Strategi Kebijakan Terkait Pengembangan Informatika Pertanian. Prosiding Seminar Nasional Informatika Pertanian. Bandung, 20-21 Oktober 2011.
BPS. (2014). Karakteristik Rumah Tangga Miskin dan Rumah Tangga Tidak Miskin 2013 dan 2014. Diakses Oktober 10, 2016, dari https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/908
Gatot, I.S. (2012). Pedoman Teknis Kredit Ketahanan Pangan dan Energi. Direktorat Pembiayaan Pertanian dan Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian. Kementrian Pertanian.
Indrajit, E.R. (2005). E-Government In Action. Yogyakarta: Andi Offset.
Laudon, K.C. dan Laudon, J.P. (2007), Sistem Informasi Manajemen, Edisi Kesepuluh, Buku 1, Terjemahan: Chriswan Sungkono dan Machmudin Eka P., Salemba Empat, Jakarta.
Longley, D. & Shain, M. (2012). Dictionary of Information Technology. London: Macmillan Publisher.
Martin, E. (1999). Managing Information Technology What Managers Need to Know (3rd ed.). New Jersey: Pearson Education International.
Medah, M.S., Karmana, M.H., dan Sulistyowati, L. (2013). Analisis Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan Petani. Diakses Oktober 11, 2016, dari http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/02/pustaka_unpad_analisis_faktor_faktor_penyebab_kemiskinan_petani.pdf
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Mulyandari, R.S.H. (2005). Alternatif Model Diseminasi Informasi Teknologi Pertanian Mendukung Pengembangan Pertanian Lahan Marginal. Prosiding Seminar Nasional Pemasyarakatan Inovasi Teknologi dalam Upaya Mempercepat Revitalisasi Pertanian dan Perdesaan di Lahan Marginal, Mataram, 30-31 Agustus 2005.
Mulyaqin, T. & Haryani, D. (2013). Aksesibilitas Petani Padi Sawah terhadap Sumber Permodalan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya di Provinsi Banten. Buletin IKATAN. Vol. 3, No.2.
Mustafadidjaya, A.R. (2003). Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta: SANKRI, LAN.
Syukur, M., Mayrowani, H., Sunarsih, Marisa, Y., Sutopo, M.F. (2000). Peningkatan Peranan Kredit dalam Menunjang Agribisnis di Perdesaan. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Sharp, A.M., Register, C.A., Grimes , P.W. (2000). Economics of Social Issues 14th edition. New York: Irwin/McGraw-Hill.
Seafield Research and Development Services. (2012). Information and Communication Technology in Poverty Reduction Dictionary. Diaskses pada Oktober 11, 2016, dari http://www.srds.co.uk/mdg/dictionary.htm .
Soetriono, Suwandari A, Rijanto. (2006). Pengantar Ilmu Pertanian. Bayumedia Publishing. Malang.
Suhendar, E. (2011). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembangunan Pertanian. Prosiding Seminar Nasional Informatika Pertanian. Bandung, 20-21 Oktober 2011.
Sumardjo, Bhaga L.M., Mulyandari R.S.H. (2009). Laporan Akhir Kegiatan pengkajian Cyber Extension Mendukung Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian.
Supanggih, D. & Widodo, S. (2013). Aksesibilitas Petani terhada Lembaga Keuangan (Studi Kasus Pada Petani di Desa Sidodadi Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro). Agriekonomika Vol. 2 No. 2.
Syukur, M., H. Mayrowani, Sunarsih, Y. Marisa, M. Fauzi Sutopo. (2000). Peningkatan Peranan Kredit dalam Menunjang Agribisnis di Perdesaan. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Taragola, D.V.L, Gelb, E. (2009). Information and communication Technology (ICT) adoption in Horticulture: comparison of the EFITA, ISHS, and ILVO questionnaires. Diakses Oktober 15, 2016, dari http://www.actahort.org/books/831/831_8.htm.

Downloads

Published

2020-04-24

Issue

Section

Articles