KELEMBAGAAN BADAN USAHA MILIK DESA BELENDUNG KECAMATAN CIBOGO KABUPATEN SUBANG
DOI:
https://doi.org/10.37950/jkpemasfia.v1i2.1896Keywords:
instititutions, village-owned business entities, increasing the capacity of human resourcesAbstract
Abstract
Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) merupakan Lembaga usaha yang berada di tingkat desa dalam mengelola potensi dan memajukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Tentu saja keberadaan Bumdes menjadi salah satu solusi bagi masyarakat dengan ekonomi lemah namun mempunyai barang atau jasa untuk dijual. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dari pihak pemerintah khususnya desa untuk dapat meningkatkan kelembagaan Bumdes. Kondisi ini menjelaskan bahwa Bumdes di Desa Belendung masih terkendala dengan aspek regulative. Dari aspek tersebut pengelola Bumdes belum memahami aturan tentang tugas, pokok dan fungisnya. Selain itu, proses penentuan pengurus belum berdasarkan tingkat keahliann dan kemampuan.
Metode yang digunakan dalam proses pengabdian ini yaitu sosialisasikepada masyarakat, perangkat desa, pengelola Bumdes, tokoh agama, tokoh masyarakat sampai dengan karangtaruna. Proses pelibatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang tugas yang harus dilaksanakan oleh pengelola Bumdes dan perangkat pemerintah desa. Hasil dari kegiatan ini menunjukan bahwa kelembagaan Bumdes Belendung belum dapat memaksimalkan potensi dari keberadaan perumahan, pemukiman, komplek Sekolah Dasar (SD) sebagai pangsa pasar dari usaha yang akan dikembangkan. Disisi lain, Bumdes Belendung sudah mengembangkan tempat usaha (ruko) yang dapat digunakan oleh siapapun selama aturan tetap dilaksanakan. Tentu saja hal ini perlu mendapatkan perhatian dari pihak manapun agar menjadi bahan pembelajaran bagi pengelola Bumdes juga perangkat pemerintah desa sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Desa. Perlunya proses pendampingan dan pelatihan sebagai bentuk peningkatan kapasista sumber daya manusia (SDM) pengelola menjadi penting.
Kata kunci: kelembagaan, Badan usaha milik desa, peningkatan kapasitas sumber daya manusia
Abstract
Village-owned business entities (Bumdes) are business institutions located at the village level in managing potential and advancing the level of community welfare. Of course, the existence of Bumdes is a solution for people with a weak economy but who have goods or services to sell. This needs to get attention from the government, especially villages, to be able to improve Bumdes institutions. This condition explains that the Bumdes in Belendung Village are still constrained by regulatory aspects. From this aspect, Bumdes managers do
not yet understand the rules regarding their duties, principal and functions. Furthermore, the process of determining administrators is not based on the level of expertise and ability
The method used in this service process is outreach to the community, village officials, Bumdes managers, religious leaders, community leaders and even youth youth organizations. This engagement process aims to equalize perceptions about the tasks that must be carried out by Bumdes managers and village government officials. The results of this activity show that the Belendung Bumdes institution has not been able to maximize the potential of the existence of housing, settlements, elementary school (SD) complexes as market share for the business to be developed. On the other hand, Bumdes Belendung has developed a business premises (ruko) which can be used by anyone as long as the regulations are still implemented. Of course, this needs to get attention from all parties so that it becomes learning material for Bumdes managers as well as village government officials as a source of Village Original Income. The need for mentoring and training processes as a form of increasing the capacity of human resources (HR) managers is important
Keyword : institutions, Village-owned business entities, increasing the capacity of human resource