PENERAPAN MODEL ACCELERATED LEARNING CYCLE (ALC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN DAMPAKNYA PADA MOTIVASI SISWA SMA
Keywords:
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Motivasi Belajar, Accelerated Learning Cycle (ALC)Abstract
Hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru bidang studi matematika di SMAN 1 Kroya, bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih tergolong rendah, siswa hanya mampu mengerjakan soal yang sudah dicontohkan oleh guru saja, jika diberikan soal yang bersifat menantang hanya 8% dari 25 siswa yang mampu mengerjakannya. Dengan ketidak mampuan siswa dalam mengerjakan soal – soal pemecahan masalah tersebut, siswa menjadi malas dan takut untuk belajar matematika. Hal itu menyebabkan motivasi siswa dalam belajar matematika menjadi menurun. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Dengan alat pengumpulan data berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematis, angket motivasi belajar, angket sikap siswa terhadap model accelerated learning cycle (ALC). dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. penelitian dilakukan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas ekperimen mendapat pembelajaran accelerated learning cycle ALC dan kelas kontrol mendapat pembelajaran ekspositori. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dan bagaimana dampaknya terhadap motivasi belajar siswa serta pembelajaran manakah yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran accelerated learning cycle ALC lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori. Siswa yang memperoleh pembelajaran accelerated learning cycle ALC memiliki motivasi belajar sangat tinggi. Hampir seluruhnya sikap siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran accelerated learning cycle ALC.